Apa yang akan kamu lakukan jika suatu saat nanti anakmu memintamu untuk mengajarinya naik sepeda? Pasti kamu akan mengajarinya kan? Bagaimana kamu memulainya? Apakah akan langsung kamu minta dia naik lalu mengayuhnya sepedanya? Tentu tidak! Bagaimana mungkin kita bisa langsung melepas mereka bersepeda sendirian tanpa pernah membimbingnya terlebih dahulu.
Begitu juga halnya dengan belajar di sekolah. Seorang pendidik tidak mungkin bisa sekedar melepas peserta didik untuk langsung memahami pelajaran sedangkan pendidiknya sendiri duduk diam dan melihat (saja)! Peserta perlu dibimbing, dan terlibat langsung didalam pembelajaran. Kita bisa menganalogikan Belajar Bersepeda ini dengan belajar yang sesungguhnya. Bagaimana?
Apa yang akan pertama kali dilakukan seorang ayah untuk mengajari anaknya bersepeda? Pasti Ayah akan MENGARAHKAN DAN MENDORONG. Sang ayah mengarahkan si anak bagaimana cara mengayuh dan mengarahkan kemudi sepedanya. Lalu si ayah pun mendorong sepeda si anak karena si anak belum pandai mengayuhnya. Mendorong sepeda si anak agar si anak yakin dan senang bahwa kayuhannya benar, sesuai arahan sang ayah. Seperti itulah seharusnya yang dilakukan seorang pendidik. Pendidik sebisa mungkin mengarahkan peserta didiknya untuk memahami materi pelajarannya. Tentu saja mengarahkannya juga dibarengi dengan keterlibatan peserta didik. Langsung dengan prakteknya, misalnya. Jadi tidak sekedar “ceramah” di depan kelas. Apa sudah selesai? Belum! Seorang pendidik masih harus mendorong peserta didik untuk tetap belajar, tetap berusaha meski sulit. Mendorong mereka meski progress atau perkembangan yang mereka tunjukkan dalam proses pembelajaran hanya sedikit. Dorong mereka untuk tidak berputus asa.
Lalu, ketika si anak sudah mulai bisa mengayuh dengan benar, meski belum lancar, sang ayah akan tetap MENDAMPINGI si anak. Bukan karena tidak mempercayai si anak, tetapi sang ayah ingin menunjukkan pada si anak bahwa sang ayah masih memperhatikan si anak dan ingin selalu mengetahui perkembangan si anak. Begitupun peserta didik. Mereka juga tetap ingin diperhatikan dan diawasi. Maka tugas pendidiklah untuk tetap mendampingi mereka, melihat perkembangan mereka, membantu mereka ketika menemui kesulitan. Dengan mendampingi mereka, pendidik juga bisa menyimpulkan peserta didik mana yang memiliki perkembangan yang bagus dan mana yang membutuhkan bimbingan tambahan dan pendampingan khusus.
Selanjutnya, BERIKAN peserta didik KEPERCAYAAN. Tanamkan pada diri peserta didik bahwa dia, mereka bisa memahami dan menguasai materi atau pelajaran ini. Mereka sudah belajar keras sejak awal, mereka sudah mengalami jatuh dan bangkit kembali. Seperti belajar bersepeda, pasti sesekali si anak akan terjatuh. Tapi dia akan bangkit kembali dan mengayuh kembali sepedanya. Dan nantinya rasa sakit yang dialami si anak karena jatuh itu akan terobati dan hilang ketika si anak mampu bersepeda dengan lancar. Yang diperlukan si anak adalah kepercayaan dari sang ayah. Dan yang dibutuhkan peserta didik adalah kepercayaan dari pendidiknya bahwa mereka bisa meski pun akan membutuhkan waktu yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
Jika semua tahapan di atas sudah dipenuhi dan dijalankan, maka hasil apa yang akan diperoleh sang ayah nantinya? Sang ayah akan melihat bahwa si anak akan dengan bangga dan besar hati MEMBAGI ILMUNYA DENGAN ORANG LAIN. Ilmu bersepeda yang dia dapatkan dari sang ayah akan digunakan oleh si anak untuk mengajari temannya bersepeda. Jikalau tidak ada teman yang ingin belajar bersepeda, maka si anak akan mengajari cucu sang ayah bersepeda. Maka ilmu yang diterapkan dan diajarkan oleh sang ayah kepada si anak akan bermanfaat seterusnya. Bukankah manfaat seperti itu pula yang menjadi tujuan seorang pendidik? Menjadikan ilmu yang pernah dia ajarkan bermanfaat selamanya. Maka, medidiklah dengan sistem yang sama ketika kita mengajari anak bersepeda. Arahkan peserta didik kita, beri dorongan dan dukungan pada mereka. Dampingi lalu berikan kepercayaan sepenuhnya atas kemampuan mereka, maka kelak ketika mereka telah berhasil melampaui kita mereka akan tetap membagi ilmu yang mereka dapatkan dari kita dengan orang lain. Maka pahalanya akan kembali pada kita.
Keren.. :) masukan yang positif :)
BalasHapus