Pernahkah kamu berfikir kenapa kamu lahir sebagai dirimu saat ini? Pernahkah kamu bertanya pada-Nya untuk apa kamu diciptakan? Lalu, pernah jugakah kamu mencoba menelisik ke dalam hatimu tentang siapa dirimu dan apa yang sudah kamu lakukan? Dan aku hanya mampu menggeleng dan menunduk dalam ketika semua pertanyaan itu dia lontarkan.
Dia, orang yang tak pernah sekalipun aku bayangkan rupa dan kehadirannya seumur hidupku tiba-tiba masuk begitu saja ke dalam kehidupanku. Lalu, dalam hitungan hari, dia mengobrak-abrik semua pertahananku hingga aku tak lagi punya tameng apapun untuk berlindung.
"Mau aku bantu?" tawarnya kala itu. Itulah saat pertama kalinya dia "mengendus" sebuah rahasia besar masa laluku. Aku terdiam, masih meragu. Bukan ragu karena tak mempercayainya, tapi aku ragu bahwa dia mau dan bisa memahamiku. Namun saat ku pandangi wajahnya, keraguanku luruh. Seperti ada pesona dalam dirinya yang meyakinkanku bahwa dialah penyelamatku. Dan mengalirlah segala rahasia yang selama ini aku pendam.
Beberapa hari setelahnya, "kau percaya Tuhan?" dia kembali menyergapku dengan pertanyaan yang menohok. Aku terdiam lalu mengangguk. Sayang, dia melihat celah keraguan dalam hatiku. Dia hanya diam dan menatapku lekat, kemudian berkata, "kau bahkan tak mengenal-Nya! Bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa kau mempercayainya?" lalu dia memelukku saat aku tergugu mengakuinya.
Ya, aku tak mengenal Tuhan. Tak juga merasakan pesona dan cinta-Nya yang kata banyak orang begitu hebat! Mana mungkin aku bisa mengenalnya jika untuk sekedar tahu tentang-Nya saja aku enggan. Aku terus berlari, berlari menghindari segala hal yang mengenalkanku kepada-Nya. Hingga akhirnya kini, aku menyadari bahwa aku tak akan pernah bisa berlari dari-Nya. Selama ini aku hanya menyangkal keberadaan-Nya. Dan dia lah orang yang membuatku berani mengakui bahwa selama ini aku begitu rapuh karena aku tak pernah memiliki tonggak untukku berdiri tegak.
Dia, yang dengan segala pesona dalam dirinya, telah mampu melepaskan topeng yang menyelubungiku selama ini. Padamu, aku luruh... Padamu, aku berhutang akhirat... Padamu semua doa ku tertuju... Terima kasih, sayang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar