I just want to pause whatever I am doing for one minute, everyday, and remember death! It will happen to me and all of us one day, I ask myself am I ready to meet my Lord, Allah, the Almighty? What have I prepared and sent forth?

Senin, 13 Oktober 2014

Jumatulis Season 2 - 03 Pesona - Luruh pada Pesonanya

Pernahkah kamu berfikir kenapa kamu lahir sebagai dirimu saat ini? Pernahkah kamu bertanya pada-Nya untuk apa kamu diciptakan? Lalu, pernah jugakah kamu mencoba menelisik ke dalam hatimu tentang siapa dirimu dan apa yang sudah kamu lakukan? Dan aku hanya mampu menggeleng dan menunduk dalam ketika semua pertanyaan itu dia lontarkan.

Dia, orang yang tak pernah sekalipun aku bayangkan rupa dan kehadirannya seumur hidupku tiba-tiba masuk begitu saja ke dalam kehidupanku. Lalu, dalam hitungan hari, dia mengobrak-abrik semua pertahananku hingga aku tak lagi punya tameng apapun untuk berlindung.

"Mau aku bantu?" tawarnya kala itu. Itulah saat pertama kalinya dia "mengendus" sebuah rahasia besar masa laluku. Aku terdiam, masih meragu. Bukan ragu karena tak mempercayainya, tapi aku ragu bahwa dia mau dan bisa memahamiku. Namun saat ku pandangi wajahnya, keraguanku luruh. Seperti ada pesona dalam dirinya yang meyakinkanku bahwa dialah penyelamatku. Dan mengalirlah segala rahasia yang selama ini aku pendam.

Beberapa hari setelahnya, "kau percaya Tuhan?" dia kembali menyergapku dengan pertanyaan yang menohok. Aku terdiam lalu mengangguk. Sayang, dia melihat celah keraguan dalam hatiku. Dia hanya diam dan menatapku lekat, kemudian berkata, "kau bahkan tak mengenal-Nya! Bagaimana kamu bisa mengatakan bahwa kau mempercayainya?" lalu dia memelukku saat aku tergugu mengakuinya.

Ya, aku tak mengenal Tuhan. Tak juga merasakan pesona dan cinta-Nya yang kata banyak orang begitu hebat! Mana mungkin aku bisa mengenalnya jika untuk sekedar tahu tentang-Nya saja aku enggan. Aku terus berlari, berlari menghindari segala hal yang mengenalkanku kepada-Nya. Hingga akhirnya kini, aku menyadari bahwa aku tak akan pernah bisa berlari dari-Nya. Selama ini aku hanya menyangkal keberadaan-Nya. Dan dia lah orang yang membuatku berani mengakui bahwa selama ini aku begitu rapuh karena aku tak pernah memiliki tonggak untukku berdiri tegak.

Dia, yang dengan segala pesona dalam dirinya, telah mampu melepaskan topeng yang menyelubungiku selama ini. Padamu, aku luruh... Padamu, aku berhutang akhirat... Padamu semua doa ku tertuju... Terima kasih, sayang...




Jumat, 03 Oktober 2014

Jumatulis Season 2 - 02 Hasrat - Si Pesimis

"Kau hendak membicarakan hasrat kepadaku?! Bah!!! Tau apa kau tentang hasrat! Itu semua hanya omong kosong belaka. Mana bukti hasrat pernah ada? Pernah kau lihat buktinya? Tak pernah ada! Huh! Yang ada di otakmu selama ini hanya lari dan lari!"

Entah apa yang membuatmu kembali berfikir tentang hasrat setelah puluhan tahun kau hidup tanpanya. Siapa yang mempengaruhimu? Coba katakan padaku. Aku yakin sekali bahwa kau tak serta-merta mengungkit tentang hasrat jika tak ada yang mengusikmu tentangnya. Iya kan? Aku begitu mengenalmu, Kawan. Karena kita telah hidup bersama sekian tahun lamanya.

Kau dan hasrat bagaikan kutub utara dan selatan. Tak pernah berjalan bersama. Selalu saling lari dan mengejar tanpa pernah bertemu! Kau tau kenapa? Karena kau lebih memilihku untuk menemanimu! Hahahaha! Ingat! Kau yang memilihku. Dan sayang sekali, kau memilihku namun aku lebih sering mengendalikanmu daripada yang lain.

Kini kau berbicara tentang hasrat dan optimis. Rupanya kalian semua bersatu untuk menyingkirkanku. Baiklah. Kita lihat saja nanti! Kalian tak akan membuangku jauh dari sisi kalian karena aku selalu ada selagi kau mau menemanimu. Iya. Dan karena aku lah si pesimis! HAHAHAHAHAHAHAHAHA