I just want to pause whatever I am doing for one minute, everyday, and remember death! It will happen to me and all of us one day, I ask myself am I ready to meet my Lord, Allah, the Almighty? What have I prepared and sent forth?

Minggu, 23 Februari 2014

FEBRUARI

FEBRUARI - lari atau hadapi!

7 tahun, waktu yang tak sebentar untuk mengikhlaskan kepergian seseorang. Menerima kenyataan, menjadikannya pelajaran, mengambil hikmahnya, melatih kesabaran, menempah keikhlasan. Ternyata semua itu belum inti dari semua yang akan aku hadapi sekarang dan masa yang akan datang.

Waktu tempah selama 7 tahun itu ternyata adalah sebuah cara bagiku yang telah dipersiapkan oleh Sutradara Jagad Raya untuk suatu kebenaran yang lebih menyakitkan namun tak lagi bisa dihindari. Kebenaran akan suatu peristiwa yang selama ini aku anggap sekedar mimpi buruk dan imajinasi semata. Kebenaran yang mampu membunuh jiwa yang tak mampu menahan rasa sakit dan tatapan tajam dari dunia.

Aku tak lagi mampu berkata. Saat ini yang harus aku lakukan hanya satu: menjadi kuat. Kuat untuk memaafkan apa yang sudah terjadi. Kuat untuk menatap masa depan. Kuat untuk bangkit lagi. Dan kuat untuk menghadapi tatap tajam setiap orang, termasuk mereka yang terlibat.

Bulan ini adalah bulan cinta bagi banyak orang. Tapi bagiku inilah bulan uji kekuatan buat aku...

JANUARI

JANUARI - Aku memantapkan hati untuk mengakhirinya atau melanjutkannya dibulan ini.

Leo, lelaki spesial dalam hidupku. Leo, lelaki pemilik rasa nyaman yang menenangkan. Leo, lelaki  yang saat ini ada di hadapanku, tersenyum dan menyambutku. Rasaku membuncah. Ada lega, ada bahagia dan ada lelah serta harapan. Ah, semua terasa indah saat aku bersamanya. Meski hanya duduk dan saling diam tapi semua terasa amat menyenangkan. Aku bahkan tak ingin beranjak sesenti pun dari sisinya. Aku hanya memiliki waktu dua hari untuk menikmati rasa ini. Tak lebih. Selanjutnya aku harus pergi.

Dua hariku habis. Sudah saatnya aku harus memilih. Tak mungkin selamanya aku seperti ini. Mendamba dan memujanya tanpa pernah tahu kemana semuanya akan bermuara. Meski dalam dua hari ini, aku semakin yakin bahwa sesungguhnya aku ingin dia. Hanya dia, bukan yang lain dan hal yang lain. Namun, aku sangat memahami bahwa yang aku inginkan sepertinya tak sejalan dengan apa yang seharusnya berjalan. Jika aku memaksa maka aku menentang dan menyakiti banyak hati. Lalu apa yang akan aku pilih?

Aku memilih menyakiti hatiku. Aku memilih mengakhiri harapanku untuk bersama Leo. Aku memilih mencintai Leo tanpa balas dan aku memilih merasakan rindu yang bersemi untuk Leo. Itu pilihan yang bisa aku terima saat ini. Aku tak bisa begitu saja membabat habis cinta dan rindu itu. Twerlalu sakit dan mengguncang. Akan aku biarkan saja semuanya. Tapi aku tak akan menyiraminya. Hanya akan aku biarkan. Sesukanya. Entah kelak akan berujung kemana. Aku tak ambil pusing. Lalu, apakah ini akhir atau masih akan berlanjut? Aku sama tak pahamnya seperti sebelumnya.