I just want to pause whatever I am doing for one minute, everyday, and remember death! It will happen to me and all of us one day, I ask myself am I ready to meet my Lord, Allah, the Almighty? What have I prepared and sent forth?

Jumat, 28 Maret 2014

Jumatulis #2 Ketuban - Bantalan Ketuban

Apakah kalian pernah mendengar tentang ketuban? Apa itu ketuban? Ada yang tau? Tapi awas! Jangan beranggapan ketuban itu saudara ipar dari ketiban yaaaa ;-)

Yang orang tau, ketuban itu sejenis air yang ada di dalam perut yang tidak boleh diminum oleh kalangan umum *yakali ketuban bisa disedot -__-" Tapi tidak semua perut ada ketubannya looohhh... Air ketuban itu hanya diproduksi ketika seorang wanita sedang mengandung alias hamil. Perut wanita hamil yang membuncit berisi janin, placenta dan air ketuban. Tapi kalo lelaki yang berperut buncit sih isinya cuman lemak doang yaaa. Percaya deh di dalamnya tidak ada air ketubannya. Kalo tidak percaya, coba aja cek sendiri.

Lalu, apa fungsi ketuban? Jangan jawab air itu buat minuman si janin yaaa -__-" Air ketuban itu bukan buat minumnya si janin. Fungsi utama air ketuban adalah sebagai bantalan janin. Eh bukan bantalnya janin yg kayak bantal kalian tapi yaaaa... Bantalan di sini maksudnya adalah menjadi penahan benturan. Jadi, air ini menahan dan menjaga agar janin tidak membentur dinding perut, tulang-tulang, dan organ dalam lainnya. Apalagi saat si calon ibu bergerak atau beraktifitas. Nah, air ketuban ini lah yang bikin nyaman janin selama di dalam perut.

Selain itu, air ketuban juga berfungsi untuk sirkulasi udara buat si janin. Janin pun perlu bernafas kan... Jadi yaaaa... subhanallah... Allah sudah menciptakan rumah ternyaman untuk kita bahkan saat kita masih serupa gumpalan darah...

Nah, jadi siapapun yang saat ini lagi hamil, jaga baik-baik yaaaa.... Sudah sering kali terdengar kasus bayi meninggal di dalam rahim gara-gara keracunan air ketuban. Kalo kasus ini biasanya karena bayi kelamaan di dalam perut lalu penangannya lambat. Atau jangan sampai kehabisan air ketuban yaaaa.... Kalo kehabisan air degan sih masih bisa cari di pedagang lain. Lah kalo air ketuban yang habis mau beli di mana cobaaaa... :-!

Yuuukkk beli degan yuuukkk.... :-*

Oh iyaa lupaaaa. Semua informasi itu didapatkan dari hasil wawancara dengan narasumber teman saya sendiri. Seorang guru biologi yang sudah berhasil memiliki seorang putri unyu-unyu :-)

Jumat, 21 Maret 2014

(Tak) Sayang Pispot

"Pake pispot aja, Mbak" kata si mbak yang bergelar perawat itu. "Sudah ada kok di kamar mandi masing-masing. Itu bisa membantu ibu Mbak buat buang air kecil lebih mudah."

"Pispot ya, Mbak. Oke. Makasih ya, Mbak" aku segera berlari ke kamar rawat ibuku yang diisi dua orang lain lagi. Aku masuk ke kamar mandi. Aku celingukan, bingung. Ada beberapa benda di pojok kamar mandi. "Pispot itu yang mana ya?" Aku ambil saja benda yang bentuknya aneh menurutku. Aku ambil yang bentuknya seperti teko.

"Haaaannn! Ibu mau pipis!" Haduuuuhhh ibu sudah memanggilku pula.

"Iyaaa, sebentar. Ini lagi ambil alatnya, Bu." Aku bergegas keluar meski aku belum tahu bagaimana cara menggunakan benda itu. Aku memegang alat-yang-mirip-teko itu. Bingung lagi. "Lah bagaimana air kencing ibu bisa masuk kalau bentuknya kayak corong begini?" pikirku.

"Ayooo, Han. Ibu sudah kebelet ini." Ibu ku sudah tidak sabar lagi. "Sudah ibu ke kamar mandi saja."

"Eh, bentar yaaa" aku segera masuk kamar mandi. Aku letakkan kembali alat-seperti-teko lagi. Aku ambil benda berbentuk aneh yang satu lagi. Bentuknya seperti mulut bebek tapi ada wadah buat air seperti kukusan rendah. Aku bawa alat itu keluar, lalu kuletakkan dibawah kaki ibu.

"Sudah, Bu. Kencing aja disini" kataku was-was takut posisi pispot itu salah. Berabe kan kalau air kencingnya keluar ke kasur alih-alih masuk ke pispot. Setelah kutunggu lama, tidak terjadi apapun.

"Kok ndak keluar, Bu?" Tanyaku keheranan.
"Ndak bisa keluar airnya. Benda itu aneh. Bikin ibu ndak nyaman. Ambil aja deh. Jadi air pipisnya ketahan didalam." Ibuku nyengir dan akhirnya minta tolong untuk dipapah ke kamar mandi.

"Ternyata pispot itu ndak benar-benar membantu ya, Bu. Perawat tadi bohong yaaa... Kan tadi dia bilang ada alat bantu kencing" desahku sambil tertatih memapah ibu ke kamar mandi.

"Iya. Kamu jauh lebih membantu daripada benda aneh tadi. Coba alat tadi mampu berfungsi pas ibu pake, bisa-bisa Ibu lebih sayang sama pispot daripada kamu." Senyum Ibu merekah sekali sedang aku meringis... Yakali Bu anak dibandingin sama pispot! -____-"