I just want to pause whatever I am doing for one minute, everyday, and remember death! It will happen to me and all of us one day, I ask myself am I ready to meet my Lord, Allah, the Almighty? What have I prepared and sent forth?

Sabtu, 31 Agustus 2013

Teachers Up-grading

Apa jadinya jika seorang tukang bangunan hanya menggunakan palu sebagai “senjatanya”? Apakah dia akan membetulkan kunci yang rusak dengan palu? Apakah dia akan membetulkan pintu yang rusak dengan palu? Atau apakah dia akan membetulkan keramik yang lepas juga hanya dengan menggunakan palu saja? Bisakah? Bisa mungkin, tapi tidak efektif.

Seorang tukang bangunan yang baik, seharusnya tidak hanya membawa atau menjadikan palu sebagai alat utamanya untuk menjalankan profesinya. Karena tidak semua kerusakan bisa diperbaiki hanya dengan berbekal palu. Begitu juga dengan bidang pekerjaan yang lain. Profesi apapun sebaiknya memiliki “senjata utama” DAN “senjata cadangan”. Analogi itu lah yang juga seharusnya dipegang oleh seorang guru.

 Guru yang baik seharusnya bisa memahami bahwa setiap peserta didik itu berbeda. Tidak sekedar memahami, tetapi sebaiknya tahu bagaimana cara yang tepat untuk membimbing mereka. Seperti yang kita tahu bahwa setiap orang memiliki tipe belajar yang berbeda. Ada yang bertipe audio (lebih fokus jika dijelaskan dengan menggunakan suara yang jelas didengarnya, ada yang bertipe visual (lebih bisa memahami deengan melihat prosesnya secara langsung), atau audio-visual dan kinestetik (tidak bisa belajar dengan tenang, diam, dan sekedar mendengarkan dan melihat).

Oleh karena itulah guru seharusnya memiliki berbagai macam metode yang bisa diterapkan di dalam kelas. Tidak harus metode baru, bisa saja menggunakan metode yang sudah ada tetapi di-mix-and-match biar sesuai dengan berbagai tipe peserta didik. Nah, guru yang baik saat ini tidaklah sekedar mentransfer ilmu yang dia miliki atau kuasai (karena guru telah belajar lebih lama dan lebih banyak daripada peserta didik!) kepada peserta didik tetapi lebih tepat menjadi fasilitator yang memberikan fasilitas yang memadai bagi peserta didik untuk mempelajari materi mereka.

Jika seorang guru sudah menjadi seorang fasilitator, maka guru tidak hanya sekedar diam atau melakukan aktifitas lain (BBM-an, telfon, koreksi ulangan, dsb.) ketika peserta didiknya sibuk mengerjakan lembar kerja siswa (LKS). Peserta didik pun, kalau bisa, tidak hanya mengerjakan LKS setiap kali pertemuan tetapi ada kegiatan yang membuat mereka “bergerak” dan memiliki aktifitas yang dinamis ketika proses pembelajaran.

Apa yang bisa kita lakukan sebagai guru? Sesekali kita bisa memberikan semacam gap-information worksheet. Dengan worksheet ini peserta tidak hanya harus mengisi lembar kerja mereka. Tetapi mereka harus berkeliling dan bertanya kepada teman sekelas mereka untuk bisa mengissi lembar kerja tersebut. Jadi dengan gap-information worksheet ini peserta didik selain akan berinteraksi-berbicara dan mendengar- tetapi juga bergerak. Lalu apa yang dilakukan gurunya ketika peserta didiknya “beraktifitas”? Guru berkeliling untuk melakukan pemantapan dan penguatan pada siswa. Selain itu dengan berkeliling guru juga bisa loh melakukan penilaian…

Mungkin itu dulu yang bisa disimpulkan dari acara Teachers Up-grading kemarin. Mungkin bisa disambung lagi besok karena sekarang saya harus input nilai dulu. Terima kasih.. ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar