I just want to pause whatever I am doing for one minute, everyday, and remember death! It will happen to me and all of us one day, I ask myself am I ready to meet my Lord, Allah, the Almighty? What have I prepared and sent forth?

Jumat, 21 Maret 2014

(Tak) Sayang Pispot

"Pake pispot aja, Mbak" kata si mbak yang bergelar perawat itu. "Sudah ada kok di kamar mandi masing-masing. Itu bisa membantu ibu Mbak buat buang air kecil lebih mudah."

"Pispot ya, Mbak. Oke. Makasih ya, Mbak" aku segera berlari ke kamar rawat ibuku yang diisi dua orang lain lagi. Aku masuk ke kamar mandi. Aku celingukan, bingung. Ada beberapa benda di pojok kamar mandi. "Pispot itu yang mana ya?" Aku ambil saja benda yang bentuknya aneh menurutku. Aku ambil yang bentuknya seperti teko.

"Haaaannn! Ibu mau pipis!" Haduuuuhhh ibu sudah memanggilku pula.

"Iyaaa, sebentar. Ini lagi ambil alatnya, Bu." Aku bergegas keluar meski aku belum tahu bagaimana cara menggunakan benda itu. Aku memegang alat-yang-mirip-teko itu. Bingung lagi. "Lah bagaimana air kencing ibu bisa masuk kalau bentuknya kayak corong begini?" pikirku.

"Ayooo, Han. Ibu sudah kebelet ini." Ibu ku sudah tidak sabar lagi. "Sudah ibu ke kamar mandi saja."

"Eh, bentar yaaa" aku segera masuk kamar mandi. Aku letakkan kembali alat-seperti-teko lagi. Aku ambil benda berbentuk aneh yang satu lagi. Bentuknya seperti mulut bebek tapi ada wadah buat air seperti kukusan rendah. Aku bawa alat itu keluar, lalu kuletakkan dibawah kaki ibu.

"Sudah, Bu. Kencing aja disini" kataku was-was takut posisi pispot itu salah. Berabe kan kalau air kencingnya keluar ke kasur alih-alih masuk ke pispot. Setelah kutunggu lama, tidak terjadi apapun.

"Kok ndak keluar, Bu?" Tanyaku keheranan.
"Ndak bisa keluar airnya. Benda itu aneh. Bikin ibu ndak nyaman. Ambil aja deh. Jadi air pipisnya ketahan didalam." Ibuku nyengir dan akhirnya minta tolong untuk dipapah ke kamar mandi.

"Ternyata pispot itu ndak benar-benar membantu ya, Bu. Perawat tadi bohong yaaa... Kan tadi dia bilang ada alat bantu kencing" desahku sambil tertatih memapah ibu ke kamar mandi.

"Iya. Kamu jauh lebih membantu daripada benda aneh tadi. Coba alat tadi mampu berfungsi pas ibu pake, bisa-bisa Ibu lebih sayang sama pispot daripada kamu." Senyum Ibu merekah sekali sedang aku meringis... Yakali Bu anak dibandingin sama pispot! -____-"

2 komentar:

  1. Ternyata itu bukan pispot, tapi panci kukusan milik perawat yang bekerja di sana.

    Huwaa Linaa....hehehee

    ipehalena.tumblr.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahaha beneerrrrr bingiiit... tau aja.lu! :-*

      Hapus