I just want to pause whatever I am doing for one minute, everyday, and remember death! It will happen to me and all of us one day, I ask myself am I ready to meet my Lord, Allah, the Almighty? What have I prepared and sent forth?

Jumat, 11 April 2014

Jumatulis #4 Sofa - Sofa Merah Tua

Aku adalah saksi atas canda tawa dan air mata. Aku adalah saksi atas bahagia dan kesedihan. Aku adalah saksi atas perjuangan dan pengorbanan. Aku adalah saksi atas cinta mereka.

Mereka membawaku ke rumah mereka 35 tahun yang lalu. Masa-masa awal pernikahan mereka. Kala itu, mereka bilang, mereka jatuh cinta kepadaku sejak pandang pertama. Klasik bukan? Tapi mereka bilang aku terlihat lembut dan hangat. Aaahhh...betapa bahagia dan bangganya aku... Aku pasti bersemu merah seandainya saja aku tak merah sejak awal.

Mereka memberiku sudut ternyaman di rumah baru mereka. Satu sudut yang menjadi tempat terhangat saat mereka lelah. Setiap malam, mereka habiskan denganku diantara suara televisi dan gurau mereka. Kadang, jika mereka lelah, mereka sandarkan kepala mereka padaku. Berkeluh lalu menangis. Tatkala pertengkaran terjadi, satu diantara mereka akan berlari padaku, menghabiskan malamnya yang penuh emosi bersamaku.

Ketika anak-anak mereka lahir, aiiihhh... semakin ramai saja rumah ini. Semakin semarak penuh warna. Tak sekali mereka mengompoliku. Tapi aku tak pernah marah. Bagiku, itu berarti mereka nyaman bersamaku.

Tahun berganti, usia beranjak menua. Satu per satu anak-anak itu pergi meninggalkan rumah ini. Membuatku kesepian. Hanya berteman sepasang wanita dan lelaki yang tak lagi muda. Aku masih disini. Setia menemani mereka. Tetap memancarkan kehangatan seperti mereka. Banyak penghuni baru rumah ini, tapi toh mereka tetap mempertahankanku. Mungkin aku tetap jadi yang ternyaman buat mereka. Yaaaa, itu mungkin kegeeranku saja. Tapi yang pasti mereka tak mencampakkanku dan tetap memberiku sudut terhangat itu.

Hari ini, aku kembali menjadi saksi mereka. Saksi cinta mereka, saksi air mata mereka. Lelaki itu, yang membawaku ke rumah ini tatkala ia muda telah menghembuskan nafas terakhirnya dengan tenang di atasku, sofa merah tua kesayangannya. Suatu kehormatan bagiku ketika ia pergi dalam dekap hangatku meski aku tak lagi selembut dulu, saat ia pertama kali merebahkan badannya diatasku.

4 komentar:

  1. Kepadamu Sofa,
    suatu hari nanti kau akan kembali menjadi saksi kepergianku.

    Tertanda, nyonya yang tak lagi muda.

    *********
    Binatang jalang : ipehalena.tumblr.com

    BalasHapus
  2. Sofa kau sebagai saksi

    -----------

    andylesmana.tumblr.com

    BalasHapus
  3. Sedih Kak Lin. Mau beli sofanya, trus masukin ke museum. :"/

    BalasHapus